Bupati Giri Prasta Tinjau Pemanfaatan Akses Free Wifi di Desa Adat Bindu
Apresiasi “Bindu Experience” Contoh Nyata Penerapan Smart City Dalam Level Impact
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Dandim Badung I Made Alit Yudana, anggota DPRD Badung I Made Ponda Wirawan, Kadis Kominfo IGN Jaya Saputra, Kadisdikpora I Ketut Widia Astika, Kadis LHK Wayan Puja, Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan Made Widiana, Kabag Humas Made Suardita dan Camat Abiansemal IB Mas Arimbawa melakukan kunjungan ke Desa Adat Bindu, Desa Mekar Bhuana, Kecamatan Abiansemal berkenaan dengan pemanfaatan akses free Wifi Kabupaten Badung “Menuju Desa Adat Bindu Mandiri” pada Kamis (6/8).
Dalam kunjungannya Bupati Giri Prasta menyampaikan penerapan smart city dalam sebuah kabupaten ibaratnya sebuah kehidupan berkeluarga. Pemerintah diibaratkan sebagai orangtua, dan stakeholder lainnya sebagai anggota keluarganya. Indikator sebuah keluarga yang sukses yaitu apabila orang tua sudah berhasil mendidik anak-anaknya sehingga orang tua cukup memberikan fasilitas pendukung, sementara anggota keluarga lainnya saling berkolaborasi memanfaatkan fasilitas tersebut agar efektif dan efisien, bahkan kalau bisa anggota keluarga lain ikut berkontribusi dalam memberikan nilai lebih terhadap keluarga.
“Hari ini saya menjawab berkenaan dengan smart city di Kabupaten Badung. Saya sangat mengapresiasi Desa Adat Bindu, Mekar Bhuana, Abiansemal dengan konsepnya “Bindu Experience” merupakan sebuah contoh nyata penerapan smart city yang sudah berada dalam level impact karena sudah melibatkan seluruh unsur dalam memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Yang dalam kesempatan ini adalah memanfaatkan dan mengoptimalkan jaringan akses internet gratis dari Kabupaten Badung yang dilaksanakan oleh Diskominfo dengan manyasar 52 rumah warga desa adat,” ujarnya
Lebih jauh Giri Prasta menjelaskan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, 1 KK di Kabupaten Badung dalam sebulan bisa menghabiskan biaya Rp. 400 ribu hanya untuk kuota internet. “Dalam sebulan 1 KK masyarakat kita bisa menghabiskan biaya Rp. 400 ribu hanya untuk membeli kuota internet. Kalau dikalikan dengan jumlah KK yang ada, berarti dalam setahun masyarakat kita mengeluarkan biaya sekitar Rp. 400 M untuk bisa mengakses internet. Sedangkan kita pemerintah daerah saja hanya mengeluarkan Rp. 23 M setahun untuk penyediaan akses free Wifi yang mengcover seluruh wilayah Kabupaten Badung dan itu pun sudah menggunakan jaringan fiber optik diatas 17 core. Untuk itulah kita ingin mendorong masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang sudah kita sediakan,” tegasnya.
Menurut Bupati yang sudah diterapkan oleh Desa Adat Bindu diantaranya pemanfaatan akses wifi untuk siswa belajar online yang merupakan penerapan smart society (learning / pendidikan), pemanfaatan akses wifi untuk pengembangan UMKM yang merupakan penerapan smart economy (industry), pemanfaatan akses wifi untuk pemantauan keamanan melalui CCTV yang
merupakan penerapan smart society (security/keamanan) dan pengelolaan TPS 3R yang merupakan penerapan smart environment (waste / sampah)
“Dalam program pemberdayaan yang dilakukan oleh Desa Adat Bindu kita menerjunkan 4 OPD sekaligus. Ada Dinas Kominfo, Dinas Pendidikan, Dinas DLHK dan juga Dinas Koperasi yang semua kompak berkolaborasi dalam memberdayakan masyarakat, jadi dengan kita membantu semua kebutuhan dasar masyarakat, mereka akan bisa fokus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kita kabupaten Badung sudah bicara pada tataran indeks kebahagiaan, sekaligus kita menyiapkan SDM dan infrastruktur untuk menyambut era 5.0 yang sudah didengungkan oleh Presiden Jokowi,” pungkasnya
Kadis Kominfo IGN Jaya Saputra menjelaskan konsep eksekusi pemerataan akses internet di Desa Adat Bindu menerapkan sistem subsidi silang, yaitu jauh dekat biaya instalasinya sama sehingga yang titiknya jauh tidak terlalu diberatkan dengan biaya penarikan kabel yang tinggi, dan dengan adanya kerja sama dengan pihak LPD, juga sangat membantu warga yang kurang mampu dalam hal pembiayaan. Selain itu, masyarakatnya juga aktif mendedikasikan ilmu yang dimiliki untuk membangun desa adatnya. Yang memiliki kemampuan IT berkontribusi dalam penyebaran akses internet, yang memiliki ilmu dalam pengelolaan sampah memberikan kontribusi dalam pengelolaan sampah organik, dan lain sebagainya. “Inilah salah satu penerapan smart city yang baik dan patut dijadikan contoh oleh desa-desa lainnya,” terangnya.
Sementara itu Bendesa Adat Bindu Gusti Nyoman Suastawa mewakili masyarakat, menyampaikan terimakasih kepada Bupati Giri Prasta dan jajaran Pemkab Badung atas perhatian dan dukungan aktif yang diberikan dalam mewujudkan Desa Adat Bindu yang mandiri. “Harapan kami, penerapan yang sudah berjalan baik ini agar terus dipertahankan dan dikembangkan lagi, contohnya dengan optimalisasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) desa, penerapan dalam bidang kesehatan, tata ruang desa, dan lain sebagainya. Sehingga Badung Smart Village dapat segera terwujud.” ujarnya.